A Pilgrimage to Andalusia: Granada

By Nur Inda Jazilah - Desember 27, 2018

Setelah sesorean di Malaga, malam hari kami bertolak ke Granada. Perjalanan Malaga-Granada memakan waktu satu setengah jam – dari pukul delapan malam dan sampai di Granada pada pukul setengah sepuluh. Granada adalah sebuah kota yang terletak di kaki pegunungan Sierra Nevada. Kata Granada sendiri berasal dari Bahasa Arab غرناطة yang berarti bukit asing. Untuk menuju ke penginapan, kami perlu naik bus dan jalan kaki sekitar sepuluh menit. Sekitar pukul sepuluh kami sampai di penginapan and it took like half an hour to figure out how to unlock the door. It's kind of a fancy key you know.
A fancy key house
Berbekal arahan dari host Airbnb bagaimana cara untuk membuka pintu, yang pada kenyatannya sudah kami coba lebih dari sepuluh kali tapi pintunya nggak mau kebuka. We almost gave up, almost. Tapi akhirnya si mbak mbak host Airbnb ini ngirimin video tutorial buka kunci men! Haha. Ternyata, di dalam boks kecil ini ada tempat kecil tersembunyi untuk simpan kunci. Pantesan, abis masukin kode, mau dorong pintu sampai subuh juga ga bakal kebuka, Jum! We made it to go in, bebersih diri, dan istirahat.
Jalanan di sekitar penginapan
Meski kami bukan penganut #WacanaWacanaForever, nyatanya bangun pagi hanya menjadi wacana haha. Yang tadinya mau sarapan, geser jadi brunch. Yang tadinya mau makan shoarma – karena warungnya tutup padahal Google maps bilang dia buka 24 jam, jadilah kami makan di a pretty cool cafe Elvira81
A lovely brunch
Brunch checked. Saatnya melanjutkan perjalanan. Jarak ke destinasi berikutnya kurang lebih adalah 20 menit jalan kaki, tapiii karena nemu cermin ini di pinggir jalan sayang aja gitu kalo dianggurin haha. It was attached to a hotel's window I believe.
A mirror selfie at a sidewalk
Tips ketiga: make yourself familiar with maps, either a conventional or a digital one. Why? karena yaa kamu mau kemana-mana jalannya sendiri. Ngga selalu ada orang untuk ditanya. Dan, kalaupun ada mungkin nggak semua orang tahu tempat yang kamu tanyakan.
Cek maps dulu sis!
Dalam perjalanan, kami menemukan toko souvenir. Do you know what we bought? Yes, magnet kulkas haha. Karena kami tidak membeli bagasi pesawat, jadi memang beli oleh-oleh yang nggak memakan banyak tempat di backpack.

Toko souvenir
Kira-kira lima belas menit dari toko souvenir, tiba-tiba ada ibu-ibu yang menghampiri dan pegang tangan Mila. Trus, tau-tau bilang Mila bakal punya anak dua haha. Ternyataaa, ibu ini peramal I have no idea if she is a real fortune teller. Eh, belakangnya dia minta uang. Baiklah, mungkin ini salah satu cara kreatif untuk 'mencari uang.'

Then, here we are. Akhirnya sampai juga di kompleks Alhambra. Alhambra sendiri berasal dari kata Bahasa Arab الْحَمْرَاء yang berarti yang berwarna merah. Pada mulanya Alhambra adalah sebuah benteng kecil kerajaan Roma yang dibangun pada tahun 889 SM. Kemudian pada pertengahan abad ke-13 benteng ini direnovasi oleh salah satu penguasa pada masa Dinasti Nasrid, Muhammad ibnu Al Ahmar. Hingga akhirnya pada tahun 1333 kompleks bangunan ini dijadikan istana kerajaan oleh Yusuf I. For your information, Granada adalah kekuasaan terakhir umat Muslim di Spanyol selama kurun waktu 1248 sampai 1492 sebelum akhirnya Muslim kalah pada Reconquista yang dimenangkan oleh kaum Kristiani setelah Raja Ferdinand II dari Aragon dan Ratu Isabela I dari Castile bersatu untuk meruntuhkan kekuasaan Muslim di Semenanjung Iberia. 
Puerta de la justicia
Bangunan paling depan dari kompleks Alhambra ini adalah Puerta de la Justicia atau The Tower of Justice, yang berarti gerbang keadilan. Gerbang ini dibangun pada tahun 1348. Kompleks Alhambra sendiri mengintegrasikan situs alam (Generalife), istana kerajaan (Nasrid Palace), dan benteng (Alcazaba). Bangunan-bangunan di Alhambra ini adalah bukti budaya dari bangsa Moor juga bukti keterampilan pengrajin dan seniman Muslim, Yahudi, dan Kristen pada masa itu.
Beli tiket dulu gaes
Setelah masuk kompleks Alhambra, jangan lupa beli tiket yaa. Karena kami pergi pada hari bukan puncak liburan, alhamdulillah rezeki anak sholihah masih bisa beli tiket on the spot. Tips keempat: jika kamu berkunjung ke Alhambra pada musim liburan, it's better to buy tickets in advance karena pengunjung Alhambra dalam sehari hanya dibatasi 6600 pengunjung. Don't be panic, kamu bisa beli tiketnya online kok.
Tiket sudah di tangan
Perhatikan juga jam berkunjung yang tertera di tiketnya. Jam yang ada di tiket (di tiket saya di atas tertulis jam 14.00) berati jam berkunjung ke Nasrid Palace. Kunjungan ke Nasrid Palace agak ketat pembagian grupnya, make sure 15 menit sebelum jam berkunjung kamu sudah ada di antrian masuk istana. Or else, kamu nggak akan bisa masuk. Kami membeli tiket sekitar jam 13-an, jadi kami memutuskan pergi ke Generalife terlebih dahulu. Pada saat tiket dicek, petugas di loket Generalife mengingatkan kalau kami tidak punya banyak waktu sampai jam 14. "You have to be on time", she said. Lalu iseng aja saya nanya, "does this ticket only valid at once? I mean if I come back here to Generalife, would you let me in or not?". Si ibunya jawab, "sure, you can come here again later". Sok-sokan aja, padahal waktunya abis buat mengagumi si Istana Nasrid.
Generalife bagian depan. Mila Muthia 
Layaknya taman, Generalife banyak ijo-ijonya. Di atas adalah spot pertama setelah loket Generalife. Maunya sih foto sok sok judes kaya mbak-mbak model gitu, tapi kayanya saya nggak pantes foto begitu. Pantesnya foto yang pura-pura bahagia gitu, ngakak-ngakak nggak jelas.
Persahabatan bagai kepompong, banyak curhatan dan juga rempong. Atika Almira ⓒ
Do you see our things? Yeah. A heavy backpack, a scarf, and a winter coat. Tips kelima: kalau kamu mau jalan lebih leluasa dan nggak rempong bawa bawaan banyak, ada baiknya menitipkan barang di loker di stasiun bus. Waktu itu kami belum terpikir, jadilah kemana-mana nenteng backpack. Pundak rasanya mak protol. Selain itu, di Istana Nasrid memang tidak boleh membawa tas punggung dengan alasan takut tanpa sadar tas tersebut akan menggores dekorasi di dalam istana. 
Pose turis dulu lah di taman Generalife
Sierra Nevada (?)
Gambar di atas diambil dari sebelah kiri pintu masuk Istana Nasrid. Spanyol memang termasuk agak hangat dibanding Amsterdam meski sudah memasuki musim dingin. Panas? Jangan tanya haha tapi di sekitaran tempat ini disediakan kran untuk ambil air minum kok so no need to worry. Nah, gambar di bawah ini adalah penampakan Istana Nasrid dari sebelah kiri pintu masuk. 
Nasrid Palace
Laa ghaliba illa billah
Sebelum masuk ke Istana Nasrid, sambil menunggu antrian saya sempatkan buka Wikipedia tentang Alhambra and I found such picture above. Naluri mantan pendekar Pagar Nusa saya terusik haha padahal juga nggak jago-jago amat pakai terusik segala. Tulisan ini sama persis dengan emblem hijau yang biasanya dipasang di seragam Pagar Nusa bagian dada sebelah kiri. Ternyataaa, pemilihan kalimat itu untuk digunakan sebagai salah satu unsur dalam lambang Pagar Nusa dengan tujuan agar kejayaan Islam di Spanyol dapat terulang di Indonesia. Kamu akan banyak jumpai lafadz ini mungkin hampir di setiap detil gedung. Oh ya, lafadz ini artinya tidak ada kemenangan tanpa pertolongan dari Allah.
Ornamen di salah satu pintu di Nasrid Palace
Masih di Nasrid Palace
Here it is, the iconic spot of Alhambra. It's almost impossible untuk dapat foto di spot ini dalam keadaan sepi. But yeah, as you can see although it was not that quiet, I managed to get such a good photo.
An iconic view of Nasrid Palace
Bahkan ada kursi lucu yang sayang untuk dilewatkan sebagai salah satu spot foto. Tempatnya masih di sekitar spot ikonik itu kok. Foto sih alasan aja, padahal emang maunya istirahat sis.
Lesek sam, nendes-nendes sik kene
Patio de los leones
Gambar di atas adalah halaman utama dari Istana Nasrid ini. Namanya Patio de los Leones atau The Courts of the Lions. Gambar detilnya bisa dilihat di bawah ini.
Patio de los leones in detail
Lion Fountain di atas dipercaya sudah ada sejak abad ke-11 yang diambil dari rumah salah seorang Yahudi, Yusuf ibnu Nagrela. Seorang penulis puisi, Ibnu Gabirol, menuliskan bahwa patung-patung singa ini adalah representasi dari 12 suku Israel – sebagai buktinya adalah dua dari patung ini mempunyai lambang singa di kepalanya yang diyakini sebagai simbol dari suku Juda dan Levi.
Masih di Nasrid Palace: detil ornamen
Albaicin dari Nasrid Palace
Kawasan Albaicin dapat dinikmati dari dalam istana di lantai dua. Bahkan ada jendela yang lumayan oke untuk mendapatkan foto siluet seperti di bawah ini.
Terima kasih, Mila. Karenamu, aku terlihat sedikit mancung. Mila Muthia ⓒ
Masih di area Nasrid Palace
Keluar dari Istana Nasrid, kami menjumpai bangunan ini yang sepertinya masih bagian dari istana. Entahlah, Spanyol sepertinya tidak pernah punya langit mendung meski sudah memasuki musim dingin. Mungkin musim dingin di Spanyol tidak akan terasa se-gloomy di Amsterdam karena masih mendapatkan sinar matahari. You know, sinar matahari bisa bikin kita bahagia loh.
Alcazaba
Selepas mengelilingi Nasrid Palace, kami bermaksud mengunjungi Alcazaba. Kata Alcazaba berasal dari Bahasa Arab القصبة yang berarti benteng berdinding di kota. And as you can see, it's a fortification. 
Nendes kombet


Alcazaba adalah tempat terakhir yang kami kunjungi. Kami memutuskan untuk turun ke arah kota karena waktu sudah menunjukkan pukul 17 saat itu, dan kami perlu bertolak ke stasiun bus untuk menuju kota selanjutnya, Cordoba. Ada apa di Cordoba? Semoga saya nggak males nerusin lanjutannya 😂

Amsterdam,
02.36 Dec 27, 2018
Berusaha mengalihkan rasa lapar dini hari.

  • Share:

You Might Also Like

4 comments